IDR 220 K
Order now!!!
Thursday, 20 November 2014
Monday, 17 November 2014
Thursday, 13 November 2014
The Effectiveness of Nigella Sativa Extract to Reduce Subgingival plaque Bacteria
Full jurnal download in here download
Wednesday, 12 November 2014
terdapat hubungan keparahan resesi gingiva terhadap tingkat usia dan macam gigi
File jurnal lengkap download di bawah ini
download
download
pemanfaatan eugenol dari minyak cengkeh untuk mengatasi ranciditas pada minyak kelapa
Jurnal lengkap download disini download
PATOGENESIS, DIAGNOSA dan PERAWATAN DELAYED TOOTH ERUPTION (DTE)
Download file jurnal di bawah ini
download
download
ILMU KESEHATAN ANAK
HIPERBILIRUBINEMIA
Meningkatnya kadar bilirubin total pada minggu pertama kelahiran
Kadar maximal : 13 mg%.
Penyebabnya ialah:
1. Produksi bilirubin yang meningkat
a. Peningkatan jumlah sel darah merah
b. Penurunan umur sel darah merah
c. Peningkatan pemecahan sel darah merah (inkompabilitas golongan darah, defek G6PD, spherosis, polisetemia vera, infeksi)
2.Penurunan konjugasi bilirubin : Prematuritas, defek kongenital (jarang)
3. Peningkatan rearbsorbsi bilirubin dalam saluran cerna : Dehidrasi (ASI lambat) Asfiksia, obstruksi saluran cerna
4. Kegagalan exresi cairan empedu : Infeksi intra uterin, sepsis, hepatitis, colestatik sindrome, atresia biliaris, fibrosis kistik
Gejala klinis dari bilirubinemia adalah:
Kulit, mukosa, dan konjuntiva kuning
Tatalaksana:
1.Foto terapi
2.Tranfusi tukar
3.Pemerian Luminal/phenobarbital pada kasus icterus yang berkepanjang
4.Operasi pada kasus tertentu
Meningkatnya kadar bilirubin total pada minggu pertama kelahiran
Kadar maximal : 13 mg%.
Penyebabnya ialah:
1. Produksi bilirubin yang meningkat
a. Peningkatan jumlah sel darah merah
b. Penurunan umur sel darah merah
c. Peningkatan pemecahan sel darah merah (inkompabilitas golongan darah, defek G6PD, spherosis, polisetemia vera, infeksi)
2.Penurunan konjugasi bilirubin : Prematuritas, defek kongenital (jarang)
3. Peningkatan rearbsorbsi bilirubin dalam saluran cerna : Dehidrasi (ASI lambat) Asfiksia, obstruksi saluran cerna
4. Kegagalan exresi cairan empedu : Infeksi intra uterin, sepsis, hepatitis, colestatik sindrome, atresia biliaris, fibrosis kistik
Gejala klinis dari bilirubinemia adalah:
Kulit, mukosa, dan konjuntiva kuning
Tatalaksana:
1.Foto terapi
2.Tranfusi tukar
3.Pemerian Luminal/phenobarbital pada kasus icterus yang berkepanjang
4.Operasi pada kasus tertentu
Perbedaan bahan restorasi pada anak
Amalgam
Keuntungan:
Keuntungan:
- Simple
- Cepat
- Murah
- Teknik tidak sensitif
- Tahan lama
Kerugian:
- Tidak adhesive
- Memerlukan retensi mekanis
- Ada dampak lingkungan (hazard)
- Kurang estetis
Komposit
Keuntungan:
- Adhesive
- Estetik
- Tidak berbahaya
Kerugian:
- Teknik sensitive
- Memerlukan isolasi optimal
- Mahal
Gic (packable)
Keuntungan:
Keuntungan:
- Adesif
- Estetik
- Melepas fluoride
Kekuragan:
- Mudah pecah
- Cenderung mudah terkena
- Erosi dan aus
Kompomer
Keuntungan:
- Adesif
- Estetik
- Mudah aplikasi
- Melepas fluor
Kerugian:
- Menyerap air
- Terjadinya aus yangbsignifikan
Stainless steel crown
Keuntungan:
- Tahan lama
- Melindungi dan mendukung struktur gigi yang tersisa
Kerugian:
- Preparasi gigi terlalu luas
- Kurang eatetis
- Memerlukan kooperatif dari pasien
Monday, 10 November 2014
Tips modifikasi mobil
Bagi para pecinta car modifikasi, mungkin untuk otak atik mobil kesayangannya adalah menjadi hal yang seolah wajib dilakukan. Membuat tampilah mobil lebih gahar, ceper dan juga elegan menjadi kebanggaan tersendiri bagi pemilik mobil alias modifikator.
Banyak referensi modifikasi dan juga para modifikator2 di indonesia yang bisa diajak konsultasi untuk masalah modifikasi mobil.
Tetapi sebelum memodifikasi mobil kesayangan,,alangkah baiknya jika kita memperhatikan hal2 berikut...
1. Konsep
Menentukan konsep modifikasi adalah menjadi hal utama yang harus diperhatikan agar kita tidak cuma asal2an yang nantinya mendapat hasil pun tidak maksimal. Konsep racing, jdm, dll bisa dipilih sebagai acuan kita untuk sejauh mana mobil kesayangan akan dimodifikasi.
Membuat tampilan mobil nampak ceper dan juga mengganti velg dengan inchi yang lebih besar adalah hal sering dilakukan oleh para pecinta modifikasi. Namun seakan tak pernah puas dengan hal itu, mesin dan audio pun tak ketinggalan dirombak agar lari sekencang mungkin dan juga mendapat efek suara audio yang bikin jantung berdegup kencang..
2. Budget
Hal yang juga harus sangat diperhatikan adalah budget atau anggaran untuk modifikasi. Seakan tak ada habisnya dalam hal modifikasi, berapa pun anggaran yang telah disiapkan seolah tak pernah cukup untuk memodifikasi sebuah mobil. Namun dengan memikirkan konsep seyidaknya bisa memperkirakan berapa anggaran dana yang dibutuhkan untuk sebuah konsep modifikasi mobil. Semoga bermanfaat..
Banyak referensi modifikasi dan juga para modifikator2 di indonesia yang bisa diajak konsultasi untuk masalah modifikasi mobil.
Tetapi sebelum memodifikasi mobil kesayangan,,alangkah baiknya jika kita memperhatikan hal2 berikut...
1. Konsep
Menentukan konsep modifikasi adalah menjadi hal utama yang harus diperhatikan agar kita tidak cuma asal2an yang nantinya mendapat hasil pun tidak maksimal. Konsep racing, jdm, dll bisa dipilih sebagai acuan kita untuk sejauh mana mobil kesayangan akan dimodifikasi.
Membuat tampilan mobil nampak ceper dan juga mengganti velg dengan inchi yang lebih besar adalah hal sering dilakukan oleh para pecinta modifikasi. Namun seakan tak pernah puas dengan hal itu, mesin dan audio pun tak ketinggalan dirombak agar lari sekencang mungkin dan juga mendapat efek suara audio yang bikin jantung berdegup kencang..
2. Budget
Hal yang juga harus sangat diperhatikan adalah budget atau anggaran untuk modifikasi. Seakan tak ada habisnya dalam hal modifikasi, berapa pun anggaran yang telah disiapkan seolah tak pernah cukup untuk memodifikasi sebuah mobil. Namun dengan memikirkan konsep seyidaknya bisa memperkirakan berapa anggaran dana yang dibutuhkan untuk sebuah konsep modifikasi mobil. Semoga bermanfaat..
Sunday, 9 November 2014
TOYOTA 86
Toyota 86 is one of the sports car manufacturer Toyota that enliven the car market in Indonesia, especially in the field of sports cars. Toyota's car output has actually been entered in the Indonesian car market since 2012, but with limited stock. This car provides 6 color variants of Orange ME, Galaxy Blue Silica, Lighting Red, Sterling Silver ME, Crystal Black Silica, Dark Grey and Satin White Pearl ME. Toyota 86 is using gasoline fuel for the engine that is coded FA20.
The car price on the market for the type of Toyota Indonesia 86 A / T USD 621 million, the type of Toyota 86 Aero USD 634 million, the type of Toyota M / T USD 611 million, and the type of automatic Toyota 86 TRD Aero package of Rp 647 million. And in 2015 will attend the all-new Toyota 86 GT. HOT !!!
CELINE MINI LUGGAGE WHITE BLACK
Shown fashionable for women has become a matter of pride. Celine bag comes with a variety of models as complementary in meeting the needs of women's appearance. With a blend of black and white, making it look elegant celine bag in its class. And be prepared to look more fashionable in the 2015.
CELINE HANDBAG VALENTINO MODEL
New trends valentino celine model of 2015. Shown fashionable and stylish with the latest models of celine handbags.
Saturday, 8 November 2014
EKSTRAKSI GIGI
Ekstraksi Gigi
Ekstraksi gigi adalah tindakan pencabutan atau pengeluaran gigi dari alveolus.
Indikasi ekstaksi gigi:
Ekstraksi gigi adalah tindakan pencabutan atau pengeluaran gigi dari alveolus.
Indikasi ekstaksi gigi:
- Gigi sebagai focal infection,
- Gigi dengan pulpa nonvital yang tidak dapat dirawat dengan perawatan saluran akar,
- Gigi dengan periodontoclasia (kerusakan jaringan periodontal) berat,
- Gigi impaksi, supernumery mengganggu,
- Sisa akar, dan
- Malposisi ekstrim
- Asepsis: bebas dari mikroorganisme patogen, baik dari rongga mulut, operator, alat dan bahan
- Atraumatik: kegiatan ekstraksi yang terencana adalah pemilihan teknik exodonsi tepat akan mengurangi risiko
- Anastesi: bahan anastesi, metode anastesi, dan pemilihan yang tepat.
MALOKLUSI
Maloklusi
Maloklusi adalah oklusi abnormal yang ditandai dengan tidak benarnya hubungan antar lengkung di setiap bidang spatial atau anomali abnormal di setiap bidang spatial atau anomali abnormal dalam posisi gigi.
Etiologi Maloklusi
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya maloklusi, antara lain:
1. Kelainan jumlah gigi
3. Kelainan bentuk gigi: fusi, dens in dente, germinasi dll.
4. Kelainan frenulum labialis mengakibatkan midline diastema (diastema sentral)
5. Prematur loss gigi desidui
6. Prolonged retensi gigi desidui
7. Erupsi gigi yang terlambat
8. Kelainan/gangguan pada jalan erupsi gigi
Maloklusi adalah oklusi abnormal yang ditandai dengan tidak benarnya hubungan antar lengkung di setiap bidang spatial atau anomali abnormal di setiap bidang spatial atau anomali abnormal dalam posisi gigi.
Etiologi Maloklusi
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya maloklusi, antara lain:
1. Kelainan jumlah gigi
- Supernumery teeth mengakibatkan crowding (gigi tidak beraturan)
- Missing teeth : anodontia, partial anodontia=hipodontia=oligodontia
3. Kelainan bentuk gigi: fusi, dens in dente, germinasi dll.
4. Kelainan frenulum labialis mengakibatkan midline diastema (diastema sentral)
5. Prematur loss gigi desidui
6. Prolonged retensi gigi desidui
7. Erupsi gigi yang terlambat
8. Kelainan/gangguan pada jalan erupsi gigi
RETINOPATI DIABETIKA ppt
File lengkap ppt retinopati diabetika bisa di download di bawah ini
download
download
Glass Ionomer Cement (GIC)
Glass ionomer cement
Komposisi glass ionomer cement adalah serbuk (calcium fluoroaluminosilicate glass) dan cairan (poly (alkenoic acid) liquid).
Glass ionomer cement memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
1. Dapat berikatan secara kimiawi dengan gigi, dapat berikatan pula dengan email dan dentin,
2. Dapat melepaskan fluoride
3. Memiliki stabilitas dimensi tinggi, serta
4. Mempunyai sifat biokompatibilitas.
Indikasi glass ionomer cement adalah:
1. Restorasi pada lesi erosi/abrasi tanoa preparasi kavitas
2. Penutupan/penumpatan pit dan fisura oklusal
3. Restorasi gigi decidui
4. Restorasi lesi karies kelas V
5. Restorasi lesi karies kelaa III, diutamakan yang pembukaannya dari lingual atau palatinal belum melibatkan bagian labial.
Glass ionomer cement memiliki beberapa tipe, yakni:
- Tipe 1: luting
- Tipe 2: restorasi
- Tipe 3: lining/base
- Tipe 4: Fissure sealant
- Tipe 5: Orthodontic cement
- Tipe 6: core build up
- Tipe 7: fluoride release
- Tipe 8: ART
- Tipe 9: decidui restoration
Komposisi glass ionomer cement adalah serbuk (calcium fluoroaluminosilicate glass) dan cairan (poly (alkenoic acid) liquid).
Glass ionomer cement memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
1. Dapat berikatan secara kimiawi dengan gigi, dapat berikatan pula dengan email dan dentin,
2. Dapat melepaskan fluoride
3. Memiliki stabilitas dimensi tinggi, serta
4. Mempunyai sifat biokompatibilitas.
Indikasi glass ionomer cement adalah:
1. Restorasi pada lesi erosi/abrasi tanoa preparasi kavitas
2. Penutupan/penumpatan pit dan fisura oklusal
3. Restorasi gigi decidui
4. Restorasi lesi karies kelas V
5. Restorasi lesi karies kelaa III, diutamakan yang pembukaannya dari lingual atau palatinal belum melibatkan bagian labial.
Glass ionomer cement memiliki beberapa tipe, yakni:
- Tipe 1: luting
- Tipe 2: restorasi
- Tipe 3: lining/base
- Tipe 4: Fissure sealant
- Tipe 5: Orthodontic cement
- Tipe 6: core build up
- Tipe 7: fluoride release
- Tipe 8: ART
- Tipe 9: decidui restoration
OBTURASI SALURAN AKAR
Obturasi saluran akar
Saluran akar dapat dilakukan obturasi dengan syarat:
1. Gigi asimtomatik
2. Saluran akar cukup kering
3. Tes bakteri negatif, dan
4. Fistula telah menutup.
Sterilisasi Saluran Akar/Dressing
Untuk melakukan dressing, dapat digunakan beberapa bahan, yaitu:
1. ChKM (Chlorphenolkamfermentol)
ChKM mempunyai antibakteri spektrum luas. Masa aktif selama 1 hari.
2. Chresophen
Chresopen merupakan antiphlogisticum, sangat baik untuk kasus dengan permulaan periodontitis apikalis akut yang dapat terjadi pada peristiwa overinstrumentasi. Masa aktifnya antara 3-5 hari.
3. Kalsium Hidroksida (CaOH)
Pengaruh antiseptiknya berkaitan dengan ph-nya yang tinggi dan pengaruh melumerkan jaringan pulpa yang nekrotik. CaOH merupakan disinfektan intra pulpa yang sangat efektif. Masa aktifnya 7-14 hari.
4. Eugenol
Eugenol memiliki sifat sebagai penghalang impuls saraf interdental. Eugenol merupakan golongan minyak esensial. Masa aktif selama 3 hari.
Saluran akar dapat dilakukan obturasi dengan syarat:
1. Gigi asimtomatik
2. Saluran akar cukup kering
3. Tes bakteri negatif, dan
4. Fistula telah menutup.
Sterilisasi Saluran Akar/Dressing
Untuk melakukan dressing, dapat digunakan beberapa bahan, yaitu:
1. ChKM (Chlorphenolkamfermentol)
ChKM mempunyai antibakteri spektrum luas. Masa aktif selama 1 hari.
2. Chresophen
Chresopen merupakan antiphlogisticum, sangat baik untuk kasus dengan permulaan periodontitis apikalis akut yang dapat terjadi pada peristiwa overinstrumentasi. Masa aktifnya antara 3-5 hari.
3. Kalsium Hidroksida (CaOH)
Pengaruh antiseptiknya berkaitan dengan ph-nya yang tinggi dan pengaruh melumerkan jaringan pulpa yang nekrotik. CaOH merupakan disinfektan intra pulpa yang sangat efektif. Masa aktifnya 7-14 hari.
4. Eugenol
Eugenol memiliki sifat sebagai penghalang impuls saraf interdental. Eugenol merupakan golongan minyak esensial. Masa aktif selama 3 hari.
TELAH DIBUKA AUTO2000 KEDIRI SUHARMADJI
Telah dibuka auto2000 di Jl. Sersan suharmadji 198 Manisrenggo, KEDIRI.
Phone 0354-442000
Selain fasilitas yang semakin lengkap dan juga elegan, toyota auto2000 kediri suharmadji juga menambah kelengkapanya di bidang bodi cat. Dengan kualitas terbaik tentunya dari toyota. Tak perlu diragukan lagi, dengan hadirnya auto2000 kediri suharmadji "URUSAN TOYOTA JADI MUDAH"
Phone 0354-442000
Selain fasilitas yang semakin lengkap dan juga elegan, toyota auto2000 kediri suharmadji juga menambah kelengkapanya di bidang bodi cat. Dengan kualitas terbaik tentunya dari toyota. Tak perlu diragukan lagi, dengan hadirnya auto2000 kediri suharmadji "URUSAN TOYOTA JADI MUDAH"
Friday, 7 November 2014
ANASTESI LOKAL
Anastesi lokal bertujuan menghilangkan rasa sakit pada area tertentu tanpa menghilangkan kesadaran dan bekerja dengan cara mendepresi rangsangan pada saraf tepi atau menghambat jalannya konduksi sakit pada saraf tepi. Ada 3 macam anastesi lokal, yaitu:
1. Anastesi topikal : pada bagian superficial, misal: benzokain, tetrakain
2. Anastesi infiltrasi : pada akhiran saraf
3. Anastesi blok : pada bagian proximal cabang saraf utama.
Ada beberapa teknik yang digunakan dalam melakukan anastesi lokal yaitu:
1. Injeksi sub mukosa,
2. Injeksi supra periosteal/paraperiosteal,
3. Intraosseous,
4. Intraligamental, misalnya adalah penggunaan cytoject,
5. Intrapulpa, biasanya dilakukan sebelum pulpektomi vital, dan
6. Aplikasi topikal
1. Anastesi topikal : pada bagian superficial, misal: benzokain, tetrakain
2. Anastesi infiltrasi : pada akhiran saraf
3. Anastesi blok : pada bagian proximal cabang saraf utama.
Ada beberapa teknik yang digunakan dalam melakukan anastesi lokal yaitu:
1. Injeksi sub mukosa,
2. Injeksi supra periosteal/paraperiosteal,
3. Intraosseous,
4. Intraligamental, misalnya adalah penggunaan cytoject,
5. Intrapulpa, biasanya dilakukan sebelum pulpektomi vital, dan
6. Aplikasi topikal
PRINSIP-PRINSIP PREPARASI
Prinsip-prinsip Preparasi
Ada beberapa prinsip-prinsip preparasi, diantaranya yaitu:
1. Outline Form (menetukan batas-batas perluasan)
Membuang semua jaringan karies dan fisur yang dalam, membuang jaringan email yang tidak didukung dentin.
2. Resistance Form
Membentuk kavitas agar restorasi maupun giginya tidak pecah atau tahan terhadap tekanan pengunyahan.
3. Retention Form
Membentuk kavitas agar restorasi tidak bergerak dan tidak mudah lepas.
4. Convenience Form
Membentuk kavitas yang memudahkan pemasukan atau insersi atau pemasangan bahan restorasi.
5. Removing The Remaining of The Carious Dentin
Membuang jaringan karies yang masih tersisa.
6. Finishing The Enamel Wall and Margin
Menghaluskan dan membentuk sudut pada dinding email.
7. Toilet of Cavity
Membuang semua jaringan yang masih tertinggal, memeriksa, dan menghaluskan dinding kavitas dengan kapas.
Ada beberapa prinsip-prinsip preparasi, diantaranya yaitu:
1. Outline Form (menetukan batas-batas perluasan)
Membuang semua jaringan karies dan fisur yang dalam, membuang jaringan email yang tidak didukung dentin.
2. Resistance Form
Membentuk kavitas agar restorasi maupun giginya tidak pecah atau tahan terhadap tekanan pengunyahan.
3. Retention Form
Membentuk kavitas agar restorasi tidak bergerak dan tidak mudah lepas.
4. Convenience Form
Membentuk kavitas yang memudahkan pemasukan atau insersi atau pemasangan bahan restorasi.
5. Removing The Remaining of The Carious Dentin
Membuang jaringan karies yang masih tersisa.
6. Finishing The Enamel Wall and Margin
Menghaluskan dan membentuk sudut pada dinding email.
7. Toilet of Cavity
Membuang semua jaringan yang masih tertinggal, memeriksa, dan menghaluskan dinding kavitas dengan kapas.
Thursday, 6 November 2014
INDIKASI DAN KONTRA-INDIKASI DILAKUKAN PULP CAPPING
Pulp capping/kaping pulpa
Pulp capping: perawatan dengan pemberian bahan proteksi pulpa atau bahan kapping pulpa dengan tujuan untuk mempertahankan vitalitas pulpa. Pulp capping terbagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Pulp capping direct: perawatan dilakukan pada pulpa yang sudah terbuka.
2. Pulp capping indirect: perawatan yang dilakukan pada pulpa yang belum terbuka.
Indikasi dilakukan pulp capping:
1. Dilakukan pada gigi dengan pulpa yang terbuka karena faktor mekanis, misalnya terjadi perforasi pada waktu pengeboran sehingga terjadi perdarah dan timbul rasa nyeri.
2. Pada gigi dengan pulpa terbuka karena trauma yang mengakibatkan tanduk pulpa sedikit terbuka, sehingga terjadi perdarahan dan timbul rasa nyeri.
3. Pada gigi pulpitis reversibel baik dengan pulpa yang sudah terbuka maupun pulpa yang belum terbuka.
Kontra-indikasi dilakukannya pulp capping:
1. Terbukti telah menjadi pulpitis irreversible
2. Adanya sakit yang spontan
3. Perkusi positif sakit
4. Adanya pembengkakan
5. Adanya lesi periapikal
6. Incisivus yang immatur yang pulpanya sudah mati.
Pulp capping: perawatan dengan pemberian bahan proteksi pulpa atau bahan kapping pulpa dengan tujuan untuk mempertahankan vitalitas pulpa. Pulp capping terbagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Pulp capping direct: perawatan dilakukan pada pulpa yang sudah terbuka.
2. Pulp capping indirect: perawatan yang dilakukan pada pulpa yang belum terbuka.
Indikasi dilakukan pulp capping:
1. Dilakukan pada gigi dengan pulpa yang terbuka karena faktor mekanis, misalnya terjadi perforasi pada waktu pengeboran sehingga terjadi perdarah dan timbul rasa nyeri.
2. Pada gigi dengan pulpa terbuka karena trauma yang mengakibatkan tanduk pulpa sedikit terbuka, sehingga terjadi perdarahan dan timbul rasa nyeri.
3. Pada gigi pulpitis reversibel baik dengan pulpa yang sudah terbuka maupun pulpa yang belum terbuka.
Kontra-indikasi dilakukannya pulp capping:
1. Terbukti telah menjadi pulpitis irreversible
2. Adanya sakit yang spontan
3. Perkusi positif sakit
4. Adanya pembengkakan
5. Adanya lesi periapikal
6. Incisivus yang immatur yang pulpanya sudah mati.
Kedokteran Gigi Klinis
Pemeriksaan obyektif pada gigi dapat ditempuh dengan beberapa cara, antara lain sebagai berikut:
3. Perkusi: dilakukan dengan cara mengetukkan jari atau instrumen ke arah jaringan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya peradangan pada jaringan periodontal atau tidak.
4. Palpasi: dilakukan dengan cara menekan jaringan ke arah tulang atau jaringan sekitarnya. Untuk mengetahui adanya peradangan pada jaringan periosteal tulang rahang, adanya pembengkakan dengan fluktuasi atau tanpa fluktuasi.
5. Tes mobilitas: gigi dimobilisasi untuk memeriksa ada tidaknya luksasi.
6. Tes suhu: tes yang dilakukan dengan iritan dingin ataupun panas, untuk mengetahui vitalitas gigi. Lazim digunakan chlor ethyl, disemprotkan pada kapas kemudian ditempelkan pada bagian servikal gigi.
7. Tes elektrik: pemakaian alat pulp tester untuk mengetahui vitalitas gigi.
8. Transiluminasi: menggunakan iluminator dari arah palatal atau lingual. Untuk mengetahui adanya karies di lingual palatal, membedakan gigi nekrosis dan gigi vital, serta membantu mendeteksi fraktur yang tidak terlihat. (Abu bakar)
1. Inspeksi: memeriksa dengan mengamati obyek (gigi) bagaimana dengan warna, ukuran, bentuk, hubungan anatomis, keutuhan, permukaan jaringan, permukaan karies, abrasi, dan resesi.
2. Sondasi: dengan menggunakan sonde atau eksplorer dapat diketahui kedalaman kavitas, dan reaksi pasien. Rasa sakit yang menetap atau sebentar dan adanya rasa ngilu.3. Perkusi: dilakukan dengan cara mengetukkan jari atau instrumen ke arah jaringan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya peradangan pada jaringan periodontal atau tidak.
4. Palpasi: dilakukan dengan cara menekan jaringan ke arah tulang atau jaringan sekitarnya. Untuk mengetahui adanya peradangan pada jaringan periosteal tulang rahang, adanya pembengkakan dengan fluktuasi atau tanpa fluktuasi.
5. Tes mobilitas: gigi dimobilisasi untuk memeriksa ada tidaknya luksasi.
6. Tes suhu: tes yang dilakukan dengan iritan dingin ataupun panas, untuk mengetahui vitalitas gigi. Lazim digunakan chlor ethyl, disemprotkan pada kapas kemudian ditempelkan pada bagian servikal gigi.
7. Tes elektrik: pemakaian alat pulp tester untuk mengetahui vitalitas gigi.
8. Transiluminasi: menggunakan iluminator dari arah palatal atau lingual. Untuk mengetahui adanya karies di lingual palatal, membedakan gigi nekrosis dan gigi vital, serta membantu mendeteksi fraktur yang tidak terlihat. (Abu bakar)
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SARI BUAH JERUK NIPIS TERHADAP KETAHANAN NASI
Download file lengkapnya di bawah ini
download
download
Wednesday, 5 November 2014
PERAWATAN HEMANGIOMA PADA BIBIR DENGAN TERAPI BEDAH KRIO
download cover dengan klik di bawah ini
download
download
PENGARUH PASTA GIGI DENGAN KANDUNGAN BUAH ANGGUR (VITIS VINIFERA) TERHADAP PEMBENTUKAN PLAK GIGI
PENGARUH PASTA GIGI DENGAN KANDUNGAN BUAH ANGGUR
(Vitis vinifera) TERHADAP PEMBENTUKAN PLAK GIGI
Rekha Dewi Amiati1, Gunawan Wibisono2
ABSTRAK
Latar belakang: Plak gigi adalah lapisan biofilm bakteri melekat kuat pada gigi
dan permukaan lain pada rongga mulut. Plak merupakan penyebab utama
terjadinya karies gigi dan inflamasi periodontal. Salah satu cara untuk
menghilangkan plak gigi adalah dengan menyikat gigi. Saat ini, banyak pasta gigi
di pasaran yang mengandung bahan fluoride, jika berlebih dapat menyebabkan
fluorosis. Buah anggur (Vitis vinifera) adalah salah satu jenis buah yang
mengandung fitokimia golongan polyphenol seperti resveratrol, tannins,
golongan flavonoids (cathecin), dan asam lemak (oleanolic acid, oleanolic
aldehid) yang berfungsi sebagai penghambat glukosilasi pada proses
pembentukan plak sehingga buah anggur (Vitis vinifera) dapat sebagai alternatif
antibakteri dalam pasta gigi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat skor plak yang
terbentuk pada permukaan gigi setelah penggunaan pasta gigi dengan kandungan
buah anggur (Vitis vinifera).
Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian uji klinis dengan
rancangan the post test with control group. Jumlah sampel sebesar 30 santri
pesantren Qosim Al-Hadi Mijen, Semarang. Sampel dibagi menjadi dua
kelompok, kelompok I yang menggunakan pasta gigi tanpa kandungan buah
anggur (sebagai kelompok kontrol) dan kelompok II yang menggunakan pasta
gigi dengan kandungan buah anggur (sebagai kelompok perlakuan). Plak diukur
dengan menggunakan indeks plak menurut Sillness and Loe sesudah
menggunakan pasta gigi dengan kandungan buah anggur dalam jangka waktu
kurang lebih 5 jam. Variabel bebas adalah pasta gigi dengan kandungan buah
anggur dan sebagai variabel tergantung adalah skor plak. Analisa data diolah
dengan program komputer dengan uji taraf signifikansi bila p<0,05.
Hasil: Uji T-Test indeks plak sesudah perlakuan pada kelompok I dan II
menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna dengan nilai p = 0,001 (p<0,05).
Simpulan: Penggunaan pasta gigi dengan kandungan buah anggur dapat
menurunkan skor plak pada permukaan gigi lebih banyak daripada pasta gigi
tanpa kandungan buah anggur
Kata kunci: plak gigi, buah anggur (Vitis vinifera), pasta gigi
1Mahasiswa program pendidikan S-1 kedokteran umum FK Undip
2Staf Pengajar Bagian Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro
3
THE EFFECT OF TOOTHPASTE CONTAINING GRAPES (Vitis vinifera)
ON THE DENTAL PLAQUE FORMATION
ABSTRACT
Backgraound:. Dental plaque is a bacterial biofilm layer is strongly attached to
the teeth and other surfaces in the oral cavity. Plaque is a major cause of dental
caries and periodontal inflammation. One way to remove plaque is by brushing
your teeth. Nowadays, a lot of toothpaste on the market that contain fluoride, if
excessive can cause fluorosis. Grapes (Vitis vinifera) is one type of fruit that
contains a class of polyphenols such as resveratrol Fitochemical, tannins,
flavonoids group (cathecin), and fatty acids (oleanolic acid, oleanolic aldehyde)
that serves as a barrier glukosilasi on plaque formation process so that the
grapes (Vitis vinifera) can as an alternative antibacterial in toothpaste. This
research made for view the score of plaque that forms on tooth surfaces after the
use of toothpaste containing grapes (Vitis vinifera).
Methods: This type of study is a clinical trials research with the post test design
with control group. The number of samples of 30 children pesantren Al-Hadi
Qosim Mijen, Semarang. The samples were divided into two groups, group I use
toothpaste without content of grapes (as the control group) and group II using
toothpaste with the content of the grapes (as treatment group). Plaque was
measured using the plaque index by Silness and Loe after using the toothpaste
with the content of the grapes within a period of approximately 5 hours.
Independent variable is The toothpaste containing grapes, and as a dependent
variable is the score of plaque. Analysis of the data processed by a computer
program and the level of significance accepted when p <0.05.
Result: T-Test on the test plaque index after treatment in groups I and II showed
significant differences with p value = 0,001 (p <0,05).
Conclusion: The use of toothpaste containing grapes can reduce a score of
plaque on tooth surfaces more than the toothpaste without content grapes.
Keywords: Dental plaque, grapes (Vitis vinifera), toothpasteFile lengkap bisa didownload di bawah ini
download
PERTUMBUHAN STREPTOCOCCUS MUTANS PADA BIOAKTIVITAS EKSTRAK RIMPANG LENGKUAS SECARA IN VITRO DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI ZAT AKTIF PADA PASTA GIGI
Download file lengkap dengan klik di bawah ini
Download
Download
HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN GIGI MULUT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS SIMPANG TIGA PEKANBARU-RIAU TAHUN 2009
Download file lengkapnya di bawah ini
download
download
SODIUM HYPOCHLORITE SEBAGAI BAHAN IRIGASI SALURAN AKAR
File lengkap download dengan klik di bawah ini
download
download
Subscribe to:
Posts (Atom)